I'am Koessame |
Cendrung berfikir membuat saya merasa heran,
gelisah, takut dan ragu ketika harus saya tanyakan kembali, apakah fikiran saya
ini masih dibatas suhu yang normal atau sudah mencapai titik akhir dari
kegilaan saya. Meski kadang membuat saya berani, kuat, bijaksana bahkan sabar
ketika saya mendapatkan suatu jawaban yang saya cari sendiri ataupun datang
dengan putaran waktu keseharian saya ini, terkadang keputusan yang saya ambil
itu kurang tepat bahkan sama sekali tidak memberikan saya hasil yang memuaskan.
Apakah itu keputusan yang kurang benar, kurang wajar atau keputusan yang kurang
pintar.
YAH jika membicarakan soal benar, wajar dan
pintar, mungkin itu bukanlah sosok dari saya (yah kalau saya ingat-ingat ucapan
penilaian orang-orang disekitar saya, saya itu bertampang jelek, itam dekil and
the kummel) sangat tidak mungkin kan jika ada yang bilang saya itu adalah orang
yang benar, wajar dalam segala hal atau pintar dalam pemikiran…….??
Saya rasa itu pun juga tidak, tapi di dunia ini
kanbukanlah dunia robot-robotan, dimana penghuninya berprilaku sama, berfikiran
sama dan berpakaian sama atau bias dibilang seragam dalam segala aspek, hal
dan perasaan ….!!!
Dan saya sangatlah meyakini itu, jadi menurut
saya amatlah tidak menutup kemungkinan jika ada yang mengatakan seseorang yang
seperti saya sebutkan diatas adalah orang yang benar, wajar dalam segala hal
atau pintar dalam pemikiran…!
Dunia itu panggung sandiwara seperti lagunya God Bless salah satu band legendaris Indonesia, saya sangat
setuju sekali dengan pemikiran tersebut. Mengapa tidak…? Yah seperti yang saya
yakini tadi juga, kalau didunia ini bukanlah dunia robot, tapi ini dunia
manusia mahluk paling sempurna dan bijak sana (katanya…!?). berbagai sifat,
tingkah, dan laku manusia tentunya sangatlah lazim dan wajar-wajar saja jika
berbeda dan tidak sama. Ada yang sombong, angkuh, ramah, pemarah, sabar,
bijaksana, rajin, malas, baik, jahat dan banyak lagi yang lainnya. Itu baru
dari segi sifat atau karakter manusia, belum lagi dari gaya, suku, adat,
budaya, bahasa, ras, dan etnisnya. Contohnya seperti gaya yang menjadi
pendukung sifat-sifat tersebut, ada yang gaul, kuper, norak, keren,
urak-urakan, cupu dan masih banyak lagi tentunya.
Bayangkan saja berapa banyak perbedaan tersebut, Apakah
semua ada pada diri kita?Jika kalian menjawab tidak, maka saya bertanya lagi,
“Apakah semua itu dapat atau mampu untuk kita mengrti”?jika jawaban kalian juga
tidak, Tanya saya “Apakah kalian mampu menerima apa adanya lalu mengatasinya
dengan rasa memakluminya”? jika kalian tetap menjawab tidak, tidak, tidak dan
tidak, maka Tanya saya kali ini justru mengapa TIDAK???
kitakan manusia, sama-sama manusia, tentunya sama seperti yang lainnya, jika yang lain berbeda dari kita sudah pasti juga kita berbeda dengan yang lainnya, walau pun ada persamaan yang kadang terjadi, itu kan bukan berarti semuanya (hanya sebagian kecil saja) benarkah atau tidak…??
kitakan manusia, sama-sama manusia, tentunya sama seperti yang lainnya, jika yang lain berbeda dari kita sudah pasti juga kita berbeda dengan yang lainnya, walau pun ada persamaan yang kadang terjadi, itu kan bukan berarti semuanya (hanya sebagian kecil saja) benarkah atau tidak…??
Jika benar, mengapa harus itu menjadi permasalahan kita di bumi manusia ini?
Apakah itu disebut permasalahan kita selama ini, ataukah
keragaman kita diatas Bumi ini, atau mungkin perbedaan?Yang membuat permusuhan
kita semakin meluas di alam raya ini hingga pada saat ini….?
Jika kalian menjawab “IYA” maka fikiran bodoh saya
mengatakan “TIDAK”, menurut saya inilah yang disebut MANUSIA.
Berbagai peran, lakon, watak, kemampuan, hingga
kekurangan dan kelabihan yang berbeda menurut saya sesungguhnya sangat akurat
untuk dijadikan pembelajaran di dalam diri, khususnya diri sendiri. Karna seiring perbedaan kita dalam
berpenilaian, berfikiran dan berpendapat, disana kita bias saling mengerti dan
memahami, melengkapi dan menutupi, hingga tercapailah kedamaian kita diBumi Manusia ini. Bukannya untuk memilah mana yang
baik untuk kita dekati dan mana yang jahat untuk kita jauhi atau menjadikan
sebuah tandingan mana yang kuat kita junjung tinggi dan mana yang lemah ialah
yangtertindas dan yang dibodohi.
Kenyataan adalah ilmu, alam raya adalah ruang lingkup
sekolah yang terkadang menurut saya didalam menyikapi ini, kedewasaan adalah
jalur perhubungan yang lumayan baik untuk kita pakai. Bukannya hanya melihat
dengan dari sekedar images (penampilan luar) saja, jika orang itu berpenampilan
rapi maka bisalah dikatakan pantas untuk dikasihi, sebaliknya jika orang itu
urak-urakan maka yang timbul ialah aroma kecurigaan yang berpenilaian bahwa
orang itu tidak baik untuk di kasihi meskipun sekedar untuk di dekati.
Ini membuat saya berfikir dan berfikir lagi kalau yang
namanya fikiran manusia pada jaman penjajahan tidaklah ada bedanya dengan jaman
dimana tercapainya suatu kemerdekaan yang sakral terjadi khususnya di Negri
ini. sebab ketika saya lihat, rasakan
dan fikirkan, saya mendapati kejanggalan-kejanggalan pada manusia saat ini,
apakah pengaruh pasca penjajahan hingga sekarang masih belum dapat diatasi
hingga penilaian yang disebut dengan sebelah mata saja masih terus
berkecimpungan dikehidupan kita saat ini.contohnya penganggapan terhadap
istilah pereman yang bergaya khas urak-urakan selalu dikaitkan dengan istilah
criminal..!! padahal nyatanya tidaklah semua orang yang berciri khas
urak-urakan ala pereman itu selalu bertindak criminal..!!
Pernah lihat orang-orang yang disebut “anggota” atau
orang-orang yang biasanya bergerak dibidang social dan politik?
Pengeroyokan oleh Oknum Pol PP |
Seperti halnya Anggota dewan atau majelis pemirintahan
dalam negri, dan beserta kaki tangannya untuk melaksanakan kebijakannya
seperti kemiliteranPolisi atau Sat Pol
PP . kalau dilihat dari penampilan saja betapa mantapnya orang-orang tersebut?
Tapi coba diralat lagi penglihatan itu dengan akal dan fikiran manusia
sewajarnya berdasarkan fakta, apakah tindak kapitalisasi didalamnya itu wajar
untuk seorang yang berpangkat, bergelar, terpandang, berpendidikan tinggi dan
terhormat itu untuk disanjungi, dibanggakan dan dihormati? Lihat saja pada
kelakuannya dengan pengkorupsian terhadap Negara sendiri yang sering
dilakukannya, belum lagi tindak kekerasan, perampasan hak orang miskin yang
dilakukan oleh oknum-oknum yang berpangkat itu, semua itubukankah hanyalah pormalitas saja? Apakah itu yang
juga disebut dengan wewenang dan apakah wewenang seperti itulah menyebabkan
mereka kita hormati?
Denganmengorientasikan uang didalam segala hal itu sering
kita temui disetiap lembaga-lembaga yang bergerak dibidang social dengan
beragumentasikan UUD yang selalu dirancang menyudutkan rakyat dalam
kesengsaraan dan berujung uang yang dengan alasan denda, atau yang disebutnya
dengan pajak dari rakyat untuk rakyat. Contohnya juga hal yang sering disebut
penertipan lalu lintas/ rajiah yang tak lain itu hanyalah berdampak pada uang
lagidan lagi. Sama halnyadengan dokter, yang selalu mengutamakan uang dengan
membelakangi kepentingan kemanusiaan. Hah basi tau nggak?
Sebelum menilai dan memberikan penilain terhadap orang
bukankah lebi baik hendaklah berfikir dulu,itukan salah satu kelebihan manusia
yang berakal fikiran dan bernaluri manusiawi bukan hewani. Manusia diciptakan
bukan hanya untuk melihat lalu percaya saja, tetapi juga untuk berfikir guna
mencari kebenaran tersebut, karna menilai dengan melihat saja itu belum cukup
bijak untuk sebuah argumentasi, tapi berfikirlah lalu bertindaklah ketika
mengetahui, sebab kalau hidup hanya berargumentasi saja tanpa penyelusuran
jalan tengah itu sama saja tidak ada gunanya?
Pernah berfikir jika suatu saat andalah orang yang dikatakan
tidak baik untuk dikasihi tanpa
terkecuali meskipun hanya sekedar untuk di dekati…..??
Bukankah yang anda tau bahwa yang namanya setiap MANUSIA
itu BERBEDA dari segi apapun termasuklah cara berfikir dan berpenilaian, bahkan
anda sendiri sering menemuinya…!
Bagaimana perasaan anda?SEDIH?
jika anda merasakannya, maka itulah juga yang dirasakan orang ketika ada yang berfikir atau menilai atau juga langsung mengatakan tentang dirinya bahwa dirinya itu tidaklah pantas di dekati apa lagi untuk dikasihi…! Waaau…mengrikan bukan? MAU…?
jika anda merasakannya, maka itulah juga yang dirasakan orang ketika ada yang berfikir atau menilai atau juga langsung mengatakan tentang dirinya bahwa dirinya itu tidaklah pantas di dekati apa lagi untuk dikasihi…! Waaau…mengrikan bukan? MAU…?
Jika ada yang meminta suatu penilaian saya terhadapnya,
saya berfikir lebih baik saya diam saja ketimbang menyakitinya, apa lagi
berpura memujinya, yang bila pada kemudian hari ia mengetahui ketidak benaran
dari penilaian saya itu ternya hanya pura-pura, itukan sudah pasti sangat lebih
menyakitinya hehehehehe… karna terus terang saya sama sekali tidak suka yang
namanya sifat basa-basi, karna itu bagi saya hanyalah sifat seorang yang
munafik ketika kalau saja ada yang dimaunya maka itulah yang akan dilakukannya
(Merayu/Gombal). Yah mungkin tidak sedikit juga kali yah, yang mengatakan kata
pujangga seperti memuji tapi Cuma pura-pura saja terhadap saya…hehehehehe, yah
tidak apa-apalah namanya juga manusia lazim dalam kekurangan dan kesalahan.
Marjinal |
Semua Orang Itu Guru, Alam Raya Itu Sekolah Ku…!
setuju nggak sama selogan diatas yang tercetus pada sebuah lagu milik band Punk Indonesia yaitu MARJINAL berjudul Belajar Sama-Sama. Yang berdasarkan dari keadaan dan lingkungan terkadang dapat terbentuknya sifat dan karakteristik kita, mau pun itu secara fisik atau pun secara pemikiran. Juga terkadang itu bias terjadi ketika dari pengalaman orang lain kita terima, mau itu secara mendengar cerita mulut ke mulut hingga masuk keperut, atau juga berdasarkan dari kejadian yang kita lihat sendiri, atau pun secara langsung dan tidak langsung, opini dan nyata.
setuju nggak sama selogan diatas yang tercetus pada sebuah lagu milik band Punk Indonesia yaitu MARJINAL berjudul Belajar Sama-Sama. Yang berdasarkan dari keadaan dan lingkungan terkadang dapat terbentuknya sifat dan karakteristik kita, mau pun itu secara fisik atau pun secara pemikiran. Juga terkadang itu bias terjadi ketika dari pengalaman orang lain kita terima, mau itu secara mendengar cerita mulut ke mulut hingga masuk keperut, atau juga berdasarkan dari kejadian yang kita lihat sendiri, atau pun secara langsung dan tidak langsung, opini dan nyata.
Saya rasa tidak sedikit dari kita yang tidak menyadari
adanya ilmu yang nyata bermanfaat dan
geratis tanpa pungut biayah di Alam Raya ini, tidak seperti lembaga social yang
dibangun pemerintah maupun swasta dengan gedung mewah-mewahan di pusat kota,
namun dibiarkan menjadi sampah untuk yang di desa-desa. Wah wah wah..merata
yah, persis yang diucapkan sewaktu kampanye kosong berjalan (nihilism).
Dilembaga yang disebutnya lembaga social tersebut juga tersedia fasilitas
MUNAFIK/Kapitalis yang bias dikatakan cukup besar untuk khususnya di Negri ini.
Seperti kata “social”, apanya yang social?Uangnya?Lantas bagaimana dengan
orangnya yang mau sekolah? Syarat yang paling utama di ajukan pada calon
siswa/i pasti harus punya uang yang
cukup dulu kan seperti yang di inginkannya, iyakan?
Tapi jika menurut saya di Bumi Manusia ini kita tidaklah
sombong dan pintar membedakan yang namanya sifat angkuh dan ilmu, maka
terbukalah segala mata hati kita, bukannya menutup segala apa pun yang di lihat
tidak pantas atau tidak berguna dari seseorang layaknya SAMPAH. Bukankah ilmu
yang anda dapati dengan mahal di gedung sekolah Negri/Swasta itu anda diajarkan
memanfaatkan sampah (daur ulang)seperti sekor sapi yang dari ujung bulunya
hingga tai nya dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia!?
Satu ajaran yang pernah saya terima ketika Orang Tua
menasehati anaknya yang masih kecil dengan asumsi belum berakal fikiran
layaknya orang yang sudah dewasa (pandai-pandailah memilih orang untuk menjalin
hubungan tertentu, sebab jika salah memilih maka terjerumuslah kita bersamanya)
itu sih Bunglon namanya, menurut saya itu perlu untuk di kembalikan lagi kepada
individu masing-masing, sebab itu kan tergantung pada diri sendiri, jika memang
kita memiliki sifat seperti itu wajar saja bila kita seperti yang dikatakannya,
sama orang itu kan tidak harus pilih-pilih, bagai mana jika anda sendiri yang
dijadikan bahan untuk pilahan!? Hal seperti itu memang sering disampaikan ortu
kepada anak-anaknya, tapi apakah hal
seperti itu sangatlah baik untuk anda yang sudah dapat membedakan yang mana
namanya sekor bunglon dengan Seorang Manusia?
Alam Raya Sekolah Ku |
Perbedaan bukanlah masalah namun ragam manusia.
Yang anda lihat baik, belum tentu baik sebaliknya juga yang
anda lihat buruk belumlah tentu buruk juga adanya.Jangan hanya mempercayai, sebab
manusia diciptakan untuk berfikir.
Perbedaan seseorang semua saya yakini sudah memiliki
alsan (argumentasi) yang tentunya tepat untuk seseorang itu sendiri, hargai
pendapat orang selama pendapat anda masih ingin untuk dihargai orang.
Tulisan saya bukan untuk mengurui dan digurui, namun saya
hanyalah manusia yang mencoba berbagi apa yang saya rasakan dengan landasan
rasa kebersamaan (socialism bukan nasionalism) yang masih saya miliki sebagai
bagian dari rakyat yang katanya sudah MERDEKA ini hahahahaha..
soal mau pakai atau tidak, setuju atau sebaliknya itu terserah anda masing-masing, ini fikiran saya yang berarti bukanlah suatu kewajiban anda untuk mengikuti jika pendapat saya tidak sealur dengan pemikiran anda, sebab saya juga bukanlah pemerintah yang memrintah dan anda juga bukanlah rakyat yang selalu diperintah.
soal mau pakai atau tidak, setuju atau sebaliknya itu terserah anda masing-masing, ini fikiran saya yang berarti bukanlah suatu kewajiban anda untuk mengikuti jika pendapat saya tidak sealur dengan pemikiran anda, sebab saya juga bukanlah pemerintah yang memrintah dan anda juga bukanlah rakyat yang selalu diperintah.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO