Selasa, 25 Oktober 2011

ALAM RAYA SEKOLAH KU


I'am Koessame
Selasa 25 Oktober 2011 tepatnya pukul 02.12 WIB, saya mencoba menulisakan isi fikiran saya yang selama ini dalam keseharian saya lumayan begitu mengancam otak saya pada apa yang saya lihat, rasakan, lakukan, fikirkan dan saya coba untuk mencari jalan tengah atas apa yang saya anggap suatu masala dalam kehidupan ini, entah itu kekurangan, kelebihan, kesempurnaan, kejanggalan, kesalahan, kebenaran, kemunafikan, kebaikan, kejahatan atau tindakan dari ketidak adilan manusia dalam kehidupan nyata maupun tanpa kesadaran optimal.






Cendrung berfikir membuat saya merasa heran, gelisah, takut dan ragu ketika harus saya tanyakan kembali, apakah fikiran saya ini masih dibatas suhu yang normal atau sudah mencapai titik akhir dari kegilaan saya. Meski kadang membuat saya berani, kuat, bijaksana bahkan sabar ketika saya mendapatkan suatu jawaban yang saya cari sendiri ataupun datang dengan putaran waktu keseharian saya ini, terkadang keputusan yang saya ambil itu kurang tepat bahkan sama sekali tidak memberikan saya hasil yang memuaskan. Apakah itu keputusan yang kurang benar, kurang wajar atau keputusan yang kurang pintar.

YAH jika membicarakan soal benar, wajar dan pintar, mungkin itu bukanlah sosok dari saya (yah kalau saya ingat-ingat ucapan penilaian orang-orang disekitar saya, saya itu bertampang jelek, itam dekil and the kummel) sangat tidak mungkin kan jika ada yang bilang saya itu adalah orang yang benar, wajar dalam segala hal atau pintar dalam pemikiran…….??
Saya rasa itu pun juga tidak, tapi di dunia ini kanbukanlah dunia robot-robotan, dimana penghuninya berprilaku sama, berfikiran sama dan berpakaian sama atau bias dibilang seragam dalam segala aspek, hal dan perasaan ….!!!
Dan saya sangatlah meyakini itu, jadi menurut saya amatlah tidak menutup kemungkinan jika ada yang mengatakan seseorang yang seperti saya sebutkan diatas adalah orang yang benar, wajar dalam segala hal atau pintar dalam pemikiran…!

Dunia itu panggung sandiwara seperti lagunya God Bless salah satu band legendaris Indonesia, saya sangat setuju sekali dengan pemikiran tersebut. Mengapa tidak…? Yah seperti yang saya yakini tadi juga, kalau didunia ini bukanlah dunia robot, tapi ini dunia manusia mahluk paling sempurna dan bijak sana (katanya…!?). berbagai sifat, tingkah, dan laku manusia tentunya sangatlah lazim dan wajar-wajar saja jika berbeda dan tidak sama. Ada yang sombong, angkuh, ramah, pemarah, sabar, bijaksana, rajin, malas, baik, jahat dan banyak lagi yang lainnya. Itu baru dari segi sifat atau karakter manusia, belum lagi dari gaya, suku, adat, budaya, bahasa, ras, dan etnisnya. Contohnya seperti gaya yang menjadi pendukung sifat-sifat tersebut, ada yang gaul, kuper, norak, keren, urak-urakan, cupu dan masih banyak lagi tentunya.

Bayangkan saja berapa banyak perbedaan tersebut, Apakah semua ada pada diri kita?Jika kalian menjawab tidak, maka saya bertanya lagi, “Apakah semua itu dapat atau mampu untuk kita mengrti”?jika jawaban kalian juga tidak, Tanya saya “Apakah kalian mampu menerima apa adanya lalu mengatasinya dengan rasa memakluminya”? jika kalian tetap menjawab tidak, tidak, tidak dan tidak, maka Tanya saya kali ini justru mengapa TIDAK???
kitakan manusia, sama-sama manusia, tentunya sama seperti yang lainnya, jika yang lain berbeda dari kita sudah pasti juga kita berbeda dengan yang lainnya, walau pun ada persamaan yang kadang terjadi, itu kan bukan berarti semuanya (hanya sebagian kecil saja) benarkah atau tidak…??
Jika benar, mengapa harus itu menjadi permasalahan kita di bumi manusia ini?

Apakah itu disebut permasalahan kita selama ini, ataukah keragaman kita diatas Bumi ini, atau mungkin perbedaan?Yang membuat permusuhan kita semakin meluas di alam raya ini hingga pada saat ini….?
Jika kalian menjawab “IYA” maka fikiran bodoh saya mengatakan “TIDAK”, menurut saya inilah yang disebut MANUSIA.

Berbagai peran, lakon, watak, kemampuan, hingga kekurangan dan kelabihan yang berbeda menurut saya sesungguhnya sangat akurat untuk dijadikan pembelajaran di dalam diri, khususnya diri sendiri.  Karna seiring perbedaan kita dalam berpenilaian, berfikiran dan berpendapat, disana kita bias saling mengerti dan memahami, melengkapi dan menutupi, hingga tercapailah kedamaian kita diBumi Manusia ini. Bukannya untuk memilah mana yang baik untuk kita dekati dan mana yang jahat untuk kita jauhi atau menjadikan sebuah tandingan mana yang kuat kita junjung tinggi dan mana yang lemah ialah yangtertindas dan yang dibodohi.

Kenyataan adalah ilmu, alam raya adalah ruang lingkup sekolah yang terkadang menurut saya didalam menyikapi ini, kedewasaan adalah jalur perhubungan yang lumayan baik untuk kita pakai. Bukannya hanya melihat dengan dari sekedar images (penampilan luar) saja, jika orang itu berpenampilan rapi maka bisalah dikatakan pantas untuk dikasihi, sebaliknya jika orang itu urak-urakan maka yang timbul ialah aroma kecurigaan yang berpenilaian bahwa orang itu tidak baik untuk di kasihi meskipun sekedar untuk di dekati.

Ini membuat saya berfikir dan berfikir lagi kalau yang namanya fikiran manusia pada jaman penjajahan tidaklah ada bedanya dengan jaman dimana tercapainya suatu kemerdekaan yang sakral terjadi khususnya di Negri ini.  sebab ketika saya lihat, rasakan dan fikirkan, saya mendapati kejanggalan-kejanggalan pada manusia saat ini, apakah pengaruh pasca penjajahan hingga sekarang masih belum dapat diatasi hingga penilaian yang disebut dengan sebelah mata saja masih terus berkecimpungan dikehidupan kita saat ini.contohnya penganggapan terhadap istilah pereman yang bergaya khas urak-urakan selalu dikaitkan dengan istilah criminal..!! padahal nyatanya tidaklah semua orang yang berciri khas urak-urakan ala pereman itu selalu bertindak criminal..!!


Pernah lihat orang-orang yang disebut “anggota” atau orang-orang yang biasanya bergerak dibidang social dan politik?
Pengeroyokan oleh Oknum Pol PP
Seperti halnya Anggota dewan atau majelis pemirintahan dalam negri, dan beserta kaki tangannya untuk melaksanakan kebijakannya seperti  kemiliteranPolisi atau Sat Pol PP . kalau dilihat dari penampilan saja betapa mantapnya orang-orang tersebut? Tapi coba diralat lagi penglihatan itu dengan akal dan fikiran manusia sewajarnya berdasarkan fakta, apakah tindak kapitalisasi didalamnya itu wajar untuk seorang yang berpangkat, bergelar, terpandang, berpendidikan tinggi dan terhormat itu untuk disanjungi, dibanggakan dan dihormati? Lihat saja pada kelakuannya dengan pengkorupsian terhadap Negara sendiri yang sering dilakukannya, belum lagi tindak kekerasan, perampasan hak orang miskin yang dilakukan oleh oknum-oknum yang berpangkat itu, semua itubukankah  hanyalah pormalitas saja? Apakah itu yang juga disebut dengan wewenang dan apakah wewenang seperti itulah menyebabkan mereka kita hormati?

Denganmengorientasikan uang didalam segala hal itu sering kita temui disetiap lembaga-lembaga yang bergerak dibidang social dengan beragumentasikan UUD yang selalu dirancang menyudutkan rakyat dalam kesengsaraan dan berujung uang yang dengan alasan denda, atau yang disebutnya dengan pajak dari rakyat untuk rakyat. Contohnya juga hal yang sering disebut penertipan lalu lintas/ rajiah yang tak lain itu hanyalah berdampak pada uang lagidan lagi. Sama halnyadengan dokter, yang selalu mengutamakan uang dengan membelakangi kepentingan kemanusiaan. Hah basi tau nggak?

Sebelum menilai dan memberikan penilain terhadap orang bukankah lebi baik hendaklah berfikir dulu,itukan salah satu kelebihan manusia yang berakal fikiran dan bernaluri manusiawi bukan hewani. Manusia diciptakan bukan hanya untuk melihat lalu percaya saja, tetapi juga untuk berfikir guna mencari kebenaran tersebut, karna menilai dengan melihat saja itu belum cukup bijak untuk sebuah argumentasi, tapi berfikirlah lalu bertindaklah ketika mengetahui, sebab kalau hidup hanya berargumentasi saja tanpa penyelusuran jalan tengah itu sama saja tidak ada gunanya?

Pernah berfikir jika suatu saat andalah orang yang dikatakan tidak baik untuk dikasihi  tanpa terkecuali meskipun hanya sekedar untuk di dekati…..??
Bukankah yang anda tau bahwa yang namanya setiap MANUSIA itu BERBEDA dari segi apapun termasuklah cara berfikir dan berpenilaian, bahkan anda sendiri sering menemuinya…!
Bagaimana perasaan anda?SEDIH?
jika anda merasakannya, maka itulah juga yang dirasakan orang ketika ada yang berfikir atau menilai atau juga langsung mengatakan tentang dirinya bahwa dirinya itu tidaklah pantas di dekati apa lagi untuk dikasihi…! Waaau…mengrikan bukan? MAU…?

Jika ada yang meminta suatu penilaian saya terhadapnya, saya berfikir lebih baik saya diam saja ketimbang menyakitinya, apa lagi berpura memujinya, yang bila pada kemudian hari ia mengetahui ketidak benaran dari penilaian saya itu ternya hanya pura-pura, itukan sudah pasti sangat lebih menyakitinya hehehehehe… karna terus terang saya sama sekali tidak suka yang namanya sifat basa-basi, karna itu bagi saya hanyalah sifat seorang yang munafik ketika kalau saja ada yang dimaunya maka itulah yang akan dilakukannya (Merayu/Gombal). Yah mungkin tidak sedikit juga kali yah, yang mengatakan kata pujangga seperti memuji tapi Cuma pura-pura saja terhadap saya…hehehehehe, yah tidak apa-apalah namanya juga manusia lazim dalam kekurangan dan kesalahan.

Marjinal
Semua Orang Itu Guru, Alam Raya Itu Sekolah Ku…!
setuju nggak sama selogan diatas yang tercetus pada sebuah lagu milik band Punk Indonesia yaitu MARJINAL  berjudul Belajar Sama-Sama. Yang berdasarkan dari keadaan dan lingkungan terkadang dapat terbentuknya sifat dan karakteristik kita, mau pun itu secara fisik atau pun secara pemikiran. Juga terkadang itu bias terjadi ketika dari pengalaman orang lain kita terima, mau itu secara mendengar cerita mulut ke mulut hingga masuk keperut, atau juga berdasarkan dari kejadian yang kita lihat sendiri, atau pun secara langsung dan tidak langsung, opini dan nyata.

Saya rasa tidak sedikit dari kita yang tidak menyadari adanya ilmu yang nyata bermanfaat  dan geratis tanpa pungut biayah di Alam Raya ini, tidak seperti lembaga social yang dibangun pemerintah maupun swasta dengan gedung mewah-mewahan di pusat kota, namun dibiarkan menjadi sampah untuk yang di desa-desa. Wah wah wah..merata yah, persis yang diucapkan sewaktu kampanye kosong berjalan (nihilism). Dilembaga yang disebutnya lembaga social tersebut juga tersedia fasilitas MUNAFIK/Kapitalis yang bias dikatakan cukup besar untuk khususnya di Negri ini. Seperti kata “social”, apanya yang social?Uangnya?Lantas bagaimana dengan orangnya yang mau sekolah? Syarat yang paling utama di ajukan pada calon siswa/i  pasti harus punya uang yang cukup dulu kan seperti yang di inginkannya, iyakan?

Tapi jika menurut saya di Bumi Manusia ini kita tidaklah sombong dan pintar membedakan yang namanya sifat angkuh dan ilmu, maka terbukalah segala mata hati kita, bukannya menutup segala apa pun yang di lihat tidak pantas atau tidak berguna dari seseorang layaknya SAMPAH. Bukankah ilmu yang anda dapati dengan mahal di gedung sekolah Negri/Swasta itu anda diajarkan memanfaatkan sampah (daur ulang)seperti sekor sapi yang dari ujung bulunya hingga tai nya dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia!?

Satu ajaran yang pernah saya terima ketika Orang Tua menasehati anaknya yang masih kecil dengan asumsi belum berakal fikiran layaknya orang yang sudah dewasa (pandai-pandailah memilih orang untuk menjalin hubungan tertentu, sebab jika salah memilih maka terjerumuslah kita bersamanya) itu sih Bunglon namanya, menurut saya itu perlu untuk di kembalikan lagi kepada individu masing-masing, sebab itu kan tergantung pada diri sendiri, jika memang kita memiliki sifat seperti itu wajar saja bila kita seperti yang dikatakannya, sama orang itu kan tidak harus pilih-pilih, bagai mana jika anda sendiri yang dijadikan bahan untuk pilahan!? Hal seperti itu memang sering disampaikan ortu kepada  anak-anaknya, tapi apakah hal seperti itu sangatlah baik untuk anda yang sudah dapat membedakan yang mana namanya sekor bunglon dengan Seorang Manusia?

Alam Raya Sekolah Ku
Jadikanlah perbedaan dalam bentuk apa pun sebagai sarana ilmu pembelajaran diri, bukan untuk menindas, memusuhi, membodohi atau bahkan untuk memerangi sesama, tanyakan kembali pada diri anda, siapakah anda? Apakah hak anda?.
Perbedaan bukanlah masalah namun ragam manusia.
Yang anda lihat baik, belum tentu baik sebaliknya juga yang anda lihat buruk belumlah tentu buruk juga adanya.Jangan hanya mempercayai, sebab manusia diciptakan untuk berfikir.
Perbedaan seseorang semua saya yakini sudah memiliki alsan (argumentasi) yang tentunya tepat untuk seseorang itu sendiri, hargai pendapat orang selama pendapat anda masih ingin untuk dihargai orang.

Tulisan saya bukan untuk mengurui dan digurui, namun saya hanyalah manusia yang mencoba berbagi apa yang saya rasakan dengan landasan rasa kebersamaan (socialism bukan nasionalism) yang masih saya miliki sebagai bagian dari rakyat yang katanya sudah MERDEKA ini hahahahaha..
soal mau pakai atau tidak, setuju atau sebaliknya itu terserah anda masing-masing, ini fikiran saya yang berarti bukanlah suatu kewajiban anda untuk mengikuti  jika pendapat saya tidak sealur dengan pemikiran anda, sebab saya juga bukanlah pemerintah yang memrintah dan anda juga bukanlah rakyat yang selalu diperintah.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Senin, 24 Oktober 2011

SEJARAH TERBENTUKNYA DAERAH ISTIMEWAH KALIMANTAN BARAT PONTIANAK

Keraton Pontianak Kalimantan Barat
Inilah postingan saya kali ini yang bertolak kembali pada masa terjadinya Kota Pontianak Kalimantan Barat untuk hadia persebahan HUT KOTA PONTIANAK yang ke 240 tahun.
hem..mungkin ini hanyalah sejarah basi kalau saja pengunjung yang membacanya adalah orang – orang tua pada jaman itu hehehehehehe,,tapi mungkin juga sebaliknya jika yang membacanya adalah orang – orang diluar Kal-Bar atau masih baru menginjak usia remaja khususnya di dalam Kal-Bar atau juga yang selama hidupnya sama sekali tidak pernah tau sejarah terjadinya Kota Pontianak.
Ya langsung pada pokoknya ajah ni,tidak usah berleha-leha lagi kwkwkwkwkwkwkwkw..

         Terjadinya Kota Pontianak yang kalau dirujuk kembali pada awal mulanya menurut info sejarah yang saya dapati itu ialah dimulanya pada empat orang pemuda penduduk asal Trim Hadralmaut, tepatnya itu di Negri Arab nun jauh disana. Masing – masing dari mereka bernama Ma Al Habib Husin yang merupakan ayah dari Sultan Syarif Abdurachman yang pada saat itu masih berusia 18 tahun dan beserta rekan – rekannya yang antara lain bernama Al Syayid Abubakar Idrus, Al Syayid Umar Husain Alsegaf dan Al Syayid Mochamad Quraisy yang sudah sama – sama bersepakat memenuhi anjuran guru pengajiannya untuk pergi merantau keluar negri Arab guna mensyi’arkan agama Islam dengan bertujuan ke daerah bagian timur dimana disana terdapat negri – negri yang subur, tanah yang banyak ditumbuhi pepohonan – pepohonan yang menghijau.

Setelah keluarnya ke empat pemuda asal Trim Hadralmaut tersebut dari  Arab , maka Negri yang pertama kali disinggahinya ialah Trengganu, Malaysia. Di sana ke empat pemuda tersebut berpisah – pisah dengan tujaunnya masing – masing, Al Syayid Umar Husain Alsegaf masuk ke Siak, Malaysia dengan mengajarkan Agama Islam, Al Syayid Mochamad Bin Achmad Quraisy memilih untuk menetap di Trengganu, Malaysia guna mengajar Syariat Islam.

Sedangkan untuk kedua pemuda lainnya Al Syayid Abubakar Idrus dan Ma Al Habib Husin bertolak menuju Aceh, Indonesia. Di Aceh itu mereka mengajar Hukum Syara’ Islam dan Syiar Agama Islam.
TidaK berapa lama lalu mereka berpisah lagi disana, Al Syayid Abubakar Idrus memilih menetap disana dan sedangkan Al Habib Husin melanjudkan tujuannya terus kearah timur dan menuju ke daerah Betawi, Indonesia selama 7 bulan lamanya, lalu terus ke Semarang, Indonesia hingga disana Beliau bertemu dengan seseorang bernama Syekh Salim Hambal dan tinggal bersamanya disana selama kurang lebih 2 tahun lamanya.

Setelah 2 tahun tinggal bersama Syekh Salim Hambal di Semarang, Al Habib Husin bermaksud keluar melanjudkan kembali perjalanannya terus kearah Timur memenuhi petunjuk gurunya tadi dimana pada daerah yang banyak tumbuhnya pohon – pohon kayu hijau, maka disanalah beliau akan menetap dan mengajarkan Syari’at Islam disana. Sebelum Al Habib Husin meninggalkan Semarang, beliau dianjurkan Syekh Salim Hambal untuk sebaiknya menuju ke Negri Matan Kalimantan Barat, karna Negri Matan itupun letaknya disebelah timur dan tanahnya juga cukup terbilang subur sesuai seperti yang dimaksudkan guru pengajian Al Habib Husin tersebut.

Maka tanpa sungkan – sungkan lagi beliaupun langsung menuju ke Negri Matan bersama – sama Syekh Salim Hambal sesuai anjurannya  tadi.
Sesampainya disana, beliau bertemu dengan orang yang bernama Syayid Hasyim Bin Yahya, beliau dikenal sebagai ornag yang pemberani dan jika beliau berjalan senantiasa membawa tongkat besi yang beratnya kira – kira 8 kati. Ciri khas dari pada Syayid Hasyim juga dikenal sebagai rakyat Matan sebagai “Tuan Janggut Merah”, dikarnakan beliau senang memelihara janggutnya dengan memberi pacar (warna/pirang) sehingga janggutnya berwarna merah dan juga dikenal sebagai orang yang cukup fanatik.

Keraton Kerajaan Matan
Kedatangan Al Habib Husin di ketahui oleh Raja dari Kerajaan Matan, hingga sang Raja pun bermaksud menjamu Al Habib Husin sebagai awal perkenalan serta penghormatan untuk mengajar Syi’ar Agama Islam pada Negrinya.
Setelah semua para undangan kerajaan dating berrkumpul dan duduk bersama Majelis di Istana Kerajaan Matan, maka dengan lazimnya sebuah undangan kerajaan diangkatlah tempat sirih sebagai adat istiadat kerajaan.

Pada tempat sirih beserta perlengkapannya juga terdapat Kacip berbentuk kepala burung guna untuk membelah pinang pada waktu itu. Syayid Hasyim setelah melihat Kacip tersebut sebagai seorang yang fanatisme, ia seketika mengambilnya lalu dipatah – patahkannya Kacip tersebut dengan tangannya sendiri. Melihat perbuatan Syayid Hasyim (Tuan Janggut Merah) tadi, Raja berserta Majelis undangan dan Al Habib Husin pun kelihatan bermuram wajahnya. Lalu tanpa diduga – duga para Majelis, Al Habib Husin membuat sekapur sirih dari tempat kapur tersebut sambil berdo’a dan mengambil Kacip yang sudah terpatah- patah tadi kemudian diusap – usapkannya dengan  sirih tersebut hingga dengan Rahmad Allah Ta’ala sekejap Kacip itupun kembali utuh seperti semula.

Tampilan Dari Beberapa Sudut Kerajaan Matan
Semua isi kerajaan merasa takjub dan gembira melihat apa yang dilakukan Al Habib Husin, dan penjamuanpun berlanjud hingga selesai dengan penuh hikmat. Dan setelah itu Al Habib Husin dan Syayid Hasyim pun beserta Majelis undangan kembali pada rumahnya masing – masing, Raja beserta Mentri – mentri kerajaan Matan langsung membicarakan apa yang terjadi antara Al Habib Husin dan Syayid Hasyim. Raja bersabda kepada para Mentri “bagaimana pendapat kalian tentang Syayid Hasyim yang walaupun ia telah lama tinggal di sini tetapi karna terlampau fanatic sehingga banyak merusak di dalam negri. Berlainan dengan Al Habib Husin, walaupun ia baru dating akan tetapi ia dapat membuktikan dengan cara memperbaiki Kacip yang rusak tadi. Oleh karna itu wahai para Mentri, manalah yang lebih baik untuk kita ikuti dan kita tiru ajarannya?” maka oleh Mentri – mentri menjawab, “sebaiknya kita mengikuti ajaran La Habib Husin saja”.

Kemudian atas kesepakatan Raja Matan beserta Para Mentri, kemudian Raja Matan menyerahkan jabatan Mufti Peradilan Agama pada Al Habib Husin sekalian mengajarkan dan menyebarkan Syari’at Agama Islam di Negri Matan.
Pada masa kedudukannya memangku jabatan Mufti peradilan agama, Al Habib Husin diakui memang benar – benar adil dan jujur sesuai dengan ajaran Agama Islam, maka oleh karna itu Raja oun beserta rakyat Matan merasa sangat menghormati dan segan kepada Al Habib Husin .

Tidak lama kemudian Al Habib Husin dikawinkan oleh Raja Matan kepada putrinya yang bernama Nyai Tua. Dari perkawinan itu beliau dikaruniai anak perempuan yang pertama bernama Syarifah Khatdijah, anak kedua laki –laki bernama Syarif Abdurrachman, ketiga bernama Syarifah Aluyah, dan yang ke empat laki – laki bernama Syarif Alwi.

Menurut cerita Al Habib Husin di Negri Matan telah tiga kali menikah, tatapi tidak pernah dimanui istri – istrinya melainkan perkawinan itu dikenal sebagai istilah “Ganti Tikar”. Dari istri yang ke dua dan ke tiga, beliau dikaruniai 6 orang anak. Selama dalam memangku sebagai jabatan Mufti Peradilan Agama di Kerajaan Matan, namanya terus tersebar luas hingga kesetiap kerajaan – kerajaan lain, sehingga sampailah pada saatnya tiba suruhan dari Raja Mempawah Kalimantan Barat
Sultan Mpu Daeng Menambon untuk meminta Al Habib Husin agar mau berpindah ke Mempawah mengajarkan Syari’at Islam disana.

Namun permintaan tersebut belum dapat diterima Al Habib Husin karna alasan ia masih bertanggung jawab di Kerajaan Matan dan juga merasa dirinya sangat dikasihi disana. Tetapi pada suatu waktu datanglah sebuah perahu lancang dari Siantan berlabuh ke Negri Matan dengan nakhodanya yang bernama Achmad untuk berdagang disana.

Kedatanggan Achmad disana namun telah didapati perlakuan yang tidak terpuji terhadap seorang wanita dengan menodainya, hingga marahlah Raja Matan tersebut kepadanya, dan oleh perbuatan Nakhoda Achmad Raja Matan ingin menjatuhkan hukuman pancung mati terhadapnya, namun mengingat bahwa Sang Raja Matan telah menyerahkan tanggung jawab Mufti Peradilan Agama kepada Al Habib Husin, perkara Nakhoda Achmad pun diserahkannya kepada Al Habib Husin.

Oleh Al Habib Husin ia memutuskan hukuman untuk Nakhoda Achmad bukanlah hukuman Pancung Mati melainkan hanyalah denda dengan membayar sejumlah uang yang telah ditentukan guna diserahkan kepada Raja Matan dan Nakhoda Achmad juga disuruh bertobat serta memohon ampun kepada Raja Matan, yakni sebagai hokum Ta’zir.

Keputusan Al Habib Husin diterima oleh Raja Matan meski pun itu sangatlah bertentangan dengan keinginannya untuk menjatuhkan hukauman pancung mati ke pada Nakhoda Achmad. Setelah Nakhoda Achmad melakukan semua perintah yang diberikan Al Habib Husin, ia pun memohon izin untuk kembali ke Negri Siantan. Namun sungguh disayangkan, tanpa sepengetahuan Al Habib Husin, Raja Matan ternyata memerintahkan dua orang nakhoda dengan dua buah kapal perahunya beserta dengan laskar – laskarnya untuk mengikuti dan melaksanakan niatnya menyerang perahu Nakhoda Achmad hingga disebuah Muara Kayang Matan ia pun tewas terbunuh.

Kejadian tersebut namun justru diketahui oleh Al Habib Husin dan hal itu telah membuatnya kecewa, hingga pada saat itu Al Habib Husin memutuskan untuk menulis surat ke pada Kerajaan Mempawah yang dipegang Sultan Mpu Daeng Menambon dengan maksud menerima permintaan Sutan Kerajaan Mempawah yang sempat tertunda untuk meminta Al Habib Husin hijrah kemempawah guna  mengajarkan Syari’at Islam disana. Dalam surat yang tertulis itu, Al Habib Husin mengajukan permintaan agar dibuatkan untuknya sebuah rumah dan Surau yang terletak di Kuala Mempawah dipenghabisan pepohonan Nipah.

Setelah Raja Mpu Daeng Menambon menerima surat dan beserta maklum akan isinya untuk memenuhi permintaan Al Habib Husin tentan pembuatan rumah dan Surau (Langgar), maka Raja Mpu Daeng Menambon pun turun sendiri beserta iringan anak cucu dan mentri – mentri Kerajaan Mempawah untuk mencari lokasi yang telah dihajatkan Al Habib Husin dalam suratnya, dan ditemukanlah suatu tempat tersebut yang dimana terdapatnya penghabisan Pohon Nipah, dan oleh tempat itu diberilah nama “Galah Hirang” dengan serta merta pembangunan rumah dan surau yang telah selesai. Maka Oleh Raja Mpu Daeng Menambon segera menyuru kedua perahu besar dari Mempawah Kalimantan Barat ke Negri Matan untuk menjemput Al Habib Husin.


Keraton Mempawah
Setibanya para suruhan Raja Mpu Daeng Menambon di terima dengan baik oleh Al Habib Husin di Matan, dan berangkatlah ia dari Matan ke Mempawah pada tahun 1160 pada delapan hari bulan Muharam dengan 5 perahu yaitu 2 perahu besar dari Mempawah dan 3 perahu yang mengantar dari Negri Matan.
Menurut cerita Al Habib Husin melakukan perpindahannya setelah kurang lebih 17 tahun lamanya ia tinggal di Negri Matan dan Hijrah ke Negri Mempawah, yang pada saat itu Sutan Pertama kita di Pontianak yaitu Syarif Abdurachman belumlah sampai pada usia dewasanya, dalam sejarah tertulis Syarif Abdurachman lahir pada tahun 1742 H.

Setelah Sultan Syarif Abdurachman berusia 18 belas tahun, Ayahnya Al Habib Husin bermaksud meminangkannya dengan anak Sultan Mpu Daeng Menambon yang bernama Utin Tjandramidi. Didalam cukilan cerita tentang pinangan Al Habib Husin kepada Putri Raja Mempawah, Utin Tjandramidi merasakan enggan menerima pinangan Al Habib Husin atas dirinya, namun Raja Mempawah Sultan Daeng Menambon selaku ayah dari Putri Djandramidi merasa segan untuk menolaknya mengingat hal bahwa Al Habib Husin adalah seorang guru Agama Islam yang sangat dihormati keberadaanya, ia akhirnya dengan kebijakannya Sultan Mpu Daeng Menambon mencoba mencari alasan dengan mengajukan persyaratan berupa Maharnya sebanyak 1000 pahar (tempat hidangan makan).

Diluar dugaan Sultan Mpu Daeng Menambon atas permintaan Mahar 1000 Pahar yang diajukannya itu, ternyata dapat dipenuhi oleh Al Habib Husin kepadanya, hingga terkejutlah Sultan Daeng Menambon atas terpenuhinya persyaratan yang diajukannya tadi.
Karna itu merupakan sebuh janji kepada Al Habib Husin maka wajiblah bagi Sultan Daeng Menambon memenuhinya karna barang yang telah dipinta sebagai syaratnya telah terpernuhi dan oleh karna itu pinangan Al Habib Husin pun diterima Raja Mempawah Sultan Mpu Daeng Menambon dan Syarif Abdurachman pun dinikahkan pada Putri Utin Tjandramidi.

Selama kediaman Al Habib Husin di Mempawah, Putranya Syarif Abdurachman selalu melakukan perjalanannya dengan merantau kesetiap – tiap daerah bagian Indonesia yaitu Pulau Tamblan, Pulau Siantan, Palembang dan Banjar.

Di Banjar Syarif Abdurachman menikah lagi dengan Putri Sultan Saat yang bernama Ratu Syah Ranun dan oleh Sultan Saat Di Negri Banjar, Syarif Abdurachman diangkat menjadi Pangeran Syarif Abdurachman Nur Alam. Setelah kepergiannya di Banjar selama 2 tahun, Syarif Abdurachman kembali lagi ke Negri Mempawah, kemudian berangkat lagi ke Banjar  selama 4 tahun lamanya baru pulang ke Mempawah, dan setibanya di Mempawah Syarif Abdurachman mendapati ayah andanya Al Habib Husin telah Wafat pada Hijrah Sunnah 1184 tahun WAW tiga hari Julhijah pukul dua Arba’a dengan pemakamannya di Mempawah Kampung Galahirang.

Tidak lama itu tiga bulan setelah ayahnya wafat pada tahun 1184 Hijriah, Syarif Abdurachman beserta saudar – saudarnya bermusyawarah, antara lain ialah saudaranya yang bernama  Syarif Alwi, Syarif Abubakar dan Syarif Hamid Ba’bud, yang bertujuan untuk keluar dari Negri Mempawah dalam mencar tempat kediaman yang baru.
setelah permufakatan disetujui, maka berangkatlah Syarif Abdurachman beserta Saudara dan para rombongan pengikutnya dengan mengunakan 14 perahu yang bernama “KAKAP” menyelusuri sebuah sungai yang didalam cerita itu sungai yang pertama kali diselusurinya ialah Sungai Peniti Kalimantan Barat.

Pada waktu Zohor tiba, sampilah rombongan Syarif Abdurrachman tersebut pada suatu Tanjung mereka melaksanakan Ibadah Sholat Zohor dan melakukan penginapan semalam, yang pada tempat itu sekarang di kenal masyarat dengan sebutan Kelapa Tinggi Segedong. Syarif Abdurrachman dalam penginapannya semalam di Segedong, ia mendapati alamat pertanda yang tidak baik, bahwa katanya tempat itu tidaklah baik untuk dijadikan tempat tinggal. Maka rombongan memutuskan melanjutkan perjalanannya keluar menyusuri Sungai Peniti mudik kehulu.
Menurut cerita dimana sebuah tanjung tempat Syarif Abdurrachman beserta rombongan itu melaksanakan Ibadah Sholat Zohor, tanjung itu kenal dengan “Tanjung Dhohor”.

Dalam perjalanan menyelusuri Sungai besar (Sui Kapuas Kal-Bar) menuju kehulu Syarif Abdurachman menemukan sebuah pulau dimana pula itu sekarang dikenal masyarakat dengan sebutan Pulau “Batu Layang” dimana sekarang di tempat itulah Syarif Abdurrachman beserta keturunannya dimakamkan.
Sampai pada pulau tersebut Syarif Abdurrachman beserta rombongan mulai mendapatkan ganguan dari hantu yang disebut – sebut dengan Hantu Pontianak, dengan kejadian tersebut Syarif Abdurrachman  memerintah para pengikutnya agar menembak/memerangi Hantu tersebut dengan 7 Meriam yang terbuat dari batu hingga pergilah Hantu – hantu Pontianak itu, jatuhnya peluru meriam yang melewati tiga Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak yakni tempat itu dikenal masyarakat dengan nama Kampung Beting Kalimantan Barat.

Selanjudnya rombongan Syarif Abdurrachman pun melanjudkan perjalanan dengan menyusuri Sungai Kapuas pada subuh hari 14 Rajab 1185 Hijriah atau pada tanggal 23 Oktober 1771 mereka sampai pada sebuah simpang tiga (Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak) dimana tempat itu yang menjadi tanda jatuhnya peluru Meriam yang ditembakan rombongan tersebut guna mengusir Hantu Pontianak.
Inilah yang disebut Batu Layang

Setelah pukul 5 pagi, Syarif Abdurrachman dan rombongan naik kedaratan untuk menebas/membuka lahan baru guna mendirikan tempat kediamannya dan tempat itulah yang diberinama Pontianak, yang berhasil ditebas/dibuka selama 8 hari.
Hutan itulah yang dewasa ini sebagai tempat berdirinya Istana Keraton Sultan Pontianak dan Majid Jami’ Pontianak Kalimantan Barat.

Keraton Pontianak


Latar belakang dan sejarah mengapa Syarif Abdurrachman Nur Syah Alam memutuskan membuat tempat di persimpangan sungai Landak dan Kapuas Besar/Kecil tidaklah lain dikarnakan Beliau meyakini tempat tersebut akan dapat menjadi sebuah perkembangan Kota Perdagangan dan Pelabuhan, dengan usaha Syarif Abdurrachman serta dengan kebijakannya beliau membangun Negri Pontianak ini hingga banyaklah pendatang – pendatang yang berkunjung, bukan hanya dari perhuluan melainkan dari Kerajaan – kerajaanlain dari seluruh Nusantara yang sekarang kita khususnya masyarakat Pontianak yang telah menempati lahan yang sebelumnya hutan namun kini menjadi kota (Kota Pontianak) berkat keberhasilan Syarif Abdurrachman yang mengaturnya dari awal hingga kini dapat kita nikmati bersama – sama.


Masjid Jami' Pontianak
Pada cerita Hijrah Sannah  tahun 1192 delapan hari bulan Sya’ban hari senin, dengan dihadiri oleh Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Kalimantan Barat dengan gelar Syarif Abdurrachman Ibnu Al Habib Husin Al Kadrie.

Selanjutnya 2 tahun kemudian setelah Sultan Syarif Abdurrachman Ibnu Al Habib Husin Al Kadrie dinobatkan menjadi Kerajaan Pontianak, maka pada Hijrah sanah 1194 bersamaan tahun 1773, masuklah dominasi kolonialis Belanda dari Batavia (Betawi) utusannya Peter (Assisten Residen) dari Rembang bernama Willem Ardinpola, dan mulai pada masa itu bangsa Belanda berada di Pontianak,  Bangsa Belanda itu bertempat di seberang Keraton Pontianak yang terkenal dengan nama Tanah Seribu (Verkendepaal).

Yang selanjudnya terus berkembang hingga pada tanggal 5 Juli 1779, 0.1. Compagnie Belanda membuat perjanjian (Politiek Contract) dengan Sultan Pontianak tentang penduduk Tanah Seribu (Verkendepaal) untuk dijadikan tempat kegiatan bangsa Belanda, dan seterusnya menjadi tempat/kedudukan Pemerintah Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo lstana Kadariah Barat), dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asistent Resident Kepala Daerah Kabupaten Pontianak) dan selanjutnya Controleur het Hoofd Onderaffleeling van Pontianak/ Hoofd Plaatselijk Bestur Van Pontianak (bersamaan dengan Kepatihan) membawahi Demang Het Hoofd Der Distrik Van Pontianak (Wedana) Asistent Demang Het Hoofd Der Onderdistrik Van Siantan (Ass. Wedana/ Camat) dan wafatnya Sultan Syarif Abdurrachman Ibnu Al Habib Husin Al Kadrie pada tanggal 28 Februari 1808.

Berikut adalah daftar urutan Sultan yang pernah memegang tampuk Pemerintahan Kesultanan Pontianak Kalimantan Barat:

1. Syarif Abdurrachman Al Kadrie memerintah dari tahun 1771-1808

2. Syarif Kasim Al Kadrie memerintah dari tahun 1808-1819.

3. Syarif Osman Al Kadrie memerintah dari tahun 1819-1855.

4. Syarif Hamid Al Kadrie memerintah dari tahun 1855-1872.

5. Syarif Yusuf Al Kadrie memerintah dari tahun 1872-1895.

6. Syarif Muhammad Al Kadrie memerintah dari tahun 1895-1944.

7. Syarif Thaha Al Kadrie memerintah dari tahun 1944-1945.

8. Syarif Hamid Al Kadrie memerintah dari tahun 1945-1950.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Kamis, 13 Oktober 2011

QUEER CORE PUNK


Queer Core Punk
 Queercore adalah sebuah pergerakan budaya dan sosial yang dimulai di pertengahan 1980an sebagai percabangan dari punk. Terlahir dari ketidaksesuaian dengan sosialita pada umumnya dan penolakan sepenuhnya terhadap komunitas gay dan lesbian serta pergerakannya oleh masyarakat. Queercore mengekspresikan diri lewat metode DIY (Do ItYourself, sebuah idealisme dalam dunia musik underground di mana segalanya dilakukan sendiri dari proses rekaman, promosi, dan penggelaran konser) lewat media zines (majalah musik underground), musik, tulisan, seni dan film.

Komunitas Punk yang satu ini memang sangat aneh, anggotanya sendiri terdiri dari orang-orang “sakit”, yaitu para lesbian, homoseksual, biseksual dan para transexual. Walaupun terdiri dari orang-orang “sakit”, namun komunitas ini bisa menjadi bahaya jika ada yang berani mengganggu mereka. Dalam kehidupan, anggota dari komunitas ini jauh lebih tertutup dibandingkan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Queer Core Punk ini sendiri merupakan hasil perpecahan dari Hard Core Punk pada tahun 1985.

Sebagai genre musik, Queercore Punk diwakili dengan lirik-lirik yang mengeksplorasi tema-tema prasangka dan berurusan dengan identitas seksual, gender dan hak asasi individualisme: lebih umumnya, sebuah band mengangkat kritik atas penyakit sosial yang memposisikan kaum gay dan lesbian sebagai kelainan.

Kritik dapat disampaikan dengan halus dan kurang serius hingga yang menyindir sampai kasar penuh sumpah serapah. Secara musikal, banyak band queercore yang mengambil jalur asalnya yaitu Punk sebagai pilihan genrenya dan di lain pihak dapat mengambil jalur eksperimental hingga elektronik. Genre yang diambil melewati banyak genre seperti, hardcore punk, synthpunk, indie rock, power pop, no wave, noise, experimental, industrial, dan lain-lain.

Limp Wrist

Terbitnya sebuah zine yang diberi judul J.D.s. dianggap sebagai titik lahirnya Queercore Punk. Diciptakan oleh G.B. Jones dan Bruce LaBruce, terbitnya zine ini dianggap sebagai katalis yang mengeksiskan Queercore Punk sebagai jalur percabangan dari Punk/ Hardcore Punk. Hadir dari aliran anarkis, awalnya para editor J.D.s. menggunakan nama 'homocore', namun kemudian mengubahnya menjadi Queercore Punk untuk merefleksikan perbedaan secara total yang ingin ditunjukkan pengikutnya dari pandangan dan gaya hidup stereotip gay dan lesbian pada umumnya.

Edisi pertama terbit di tahun 1985, diisi pernyataan keras yang diberi judul "Don't be gay" yang diterbitkan di fanzine Maximum RocknRoll yang belakangan banyak menginspirasikan terbitnya queerpunk zine lainnya seperti, "Holy Titclamps", "Homocore", "Chainsaw", dan "Outpunk". 2 yang disebut terakhir belakangan bergerak sebagai label rekaman. Zine-zine ini dan pergerakannya dikarakteristikan sebagai alternatif terhadap proses penerimaan gay dan lesbian stereotip, perbedaan gender dan seksualitas sebagai perlawanan terhadap praktek pemisahan yang dilakukan oleh komunitas gay umum, wujud penolakan dan ketidakpuasan terhadap praktek konsumerisme yang marak diantara kaum gay, dan mengajukan etika DIY sebagai gantinya untuk menciptakan budayanya sendiri serta perlawanan terhadap tekanan religius dan politik.

J.D.s
 J.D.s adalah sebuah zine queerpunk yang terbit sebanyak 8 edisi dari tahun 1985 sampai 1991. Pendirinya adalah G.B. Jones dan Bruce LaBruce.
G.B. Jones, seorang wanita biseksual Kanada kelahiran Bowmanville, Ontario. Ia seorang seniman, pembuat film, dan musisi. Di awal 1980an, Jones membentuk band synth punk yang diberi nama "Bunny and the Lakers".

Album pertama band tersebut dirilis tahun 1985, berbarengan dengan terbitnya J.D.s yang merupakan inisial dari Juvenile Deliquents (kriminalitas remaja). Bersama Bruce, Jones menyutradarai dan membintangi film-film underground. Album terakhir "Bunny and the Lakers" diisi oleh lagu yang paling dikenal sekaligus paling kontroversial dari band tersebut yang berjudul, "All Women Are Bitches".

Karya seni grafis dari Jones yang diberi tema "Tom Girl" berupa ilustrasi dari seni fetish dari Tom Finland yang imajinasikan ulang diterbitkan di J.D.s. Belakangan karyanya ini dipamerkan secara luas di Amerika dan belakangan di seluruh dunia. Belakangan diterbitkan sebagai artbook yang tersedia secara luas untuk dibeli di Amerika dan Eropa namun ironisnya, di tanah kelahiran Jones yaitu Kanada, artbook ini di tolak dan secara resmi diberi status "banned".

Di tahun 2000an, Jones banyak bekerja sama dengan berbagai kalangan seniman underground, salah satunya adalah dengan Joel Gibbs, frontman The Hidden Cameras. Hasil karya Jones digunakan di berbagai media underground seperti film, fanzine,majalah, buku, komik, poster, kaus, rekaman album serta covernya. Hasil karyanya banyak dipamerkan di museum dan galeri di penjuru Eropa, Amerika, dan Kanada. Proyek film yang dikerjakan selama 13 tahun, "The Lollipop Generation" di tayangkan perdana 3 April 2008 di Images Festival di Toronto.

G.B. Jones dan Bruce LaBruce
Bruce LaBruce kelahiran 3 Januari 1964 merupakan seorang penulis, pembuat film, fotografer, dan bintang porno gay underground dari Kanada. Dilahirkan dengan nama Justin Stewart, Bruce mulai menarik perhatian publik melalui terbitnya J.D.s. Bruce saat ini menulis dan menjadi fotografer untuk bermacam-macam publikasi dan telah membuat beberapa film yang kontroversial karena menggabungkan segi artistik dari film indie dengan pornografi gay. Film terakhirnya berjudul "Otto, or, Up With dead People" tayang perdana di festival film Sundance 2008.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Rabu, 12 Oktober 2011

SKA PUNK


Rancid
SKA Punk merupakan sebuah penggabungan yang sangat menarik antara Punk dengan musik asal Jamaica yang biasa disebut reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang biasa mereka sebut dengan Skanking atau Pogo, tarian enerjik ini sangat sesuai dengan musik dari Ska Punk yang memilikibeat-beat yang sangat cepat.

Ska Punk sendiri berasal dari Amerika Serikat dan Ini mencapai tingkat tertinggi kesuksesan komersial di Amerika Serikat pada 1990-an ska-core (kadang-kadang disebut skacore) adalah subgenre dari punk ska, ska dengan pencampuran. hardcore punk .

Karakteristik Punk Ska bervariasi, karena fusi genre yang kontras. Semakin banyak dipengaruhi gaya punk-sering fitur tempo yang lebih cepat, gitar distorsi , onbeat Punk Rock gaya selingan (chorus), dan bergaya punk pada vokalnya. Gaya yang lebih kahs pada Ska-Punk dipengaruhi fitur instrumentasi yang lebih maju dan suara vokal serta musiknya terbilang cukup bersih. Instrumentasi umum termasuk gitar listrik , gitar bass , drum , instrumen kuningan (seperti trombon atau terompet ), saksofon , dan kadang-kadang ada juga yang mengunakan suatu organ .

Ska Punk

Sejarah
Ska dan punk rock pertama kali dikombinasikan selama 2 Nada pada gerakan akhir 1970-an, oleh band-band seperti The Specials , The Selecter , Beat , dan Madness . Fusi dari dua genre tersebut menjadi paling umum pada 1980-an, selama gelombang ketiga musik ska , dan ini adalah termasuk pada apa yang kebanyakan orang mengasosiasikan dengan Ska Punk.

Operation Ivy dibentuk pada tahun 1987 di daerah Teluk Timur dari San Fransisco dan secara luas dianggap sebagai pelopor genre Ska Punk. Salah satu penampilan pertama dari istilah ska-inti dalam judul The Mighty Mighty Bosstones 1993 album Ska-Core, Iblis, dan Lainnya . Sublime mendapatkan popularitas mainstream sebagai Ska-Punk dengan 1996 mereka dengan album self-titled , yang membawa mereka mencapai beberapa kali Platinum, meskipun sublim sebagian besar berhubungan dengan gaya Ska dan Reggae.


S.K.A
Untuk SKA nya sendiri adalah musik dari Jamaica dan mula berkembang pada tahun 60an oleh
golongan pertengahan (pekerja) ke U.K dan kemudian ke seluruh dunia. Di U.K,
pada mulanya ia dikenali sebagai Bluebeat dan kemudiannya baru ia dikenali
sebagai Rocksteady dan Reggae.

Rancid (Ska Punk)
Elemen utama bagi muzik Ska ialah drum, rythem, banyak bunyi hon dan
kesemuanya dirangkumkan. Maka terhasillah irama Ska. Musik Ska mula
dipopularkan oleh golongan Mod. Dengan imej tersendiri seperti memakai
hat (topi popeye) dan menunggang skuter (veapa) sambil melayan Ska.

Digelombang ketiga ini juga terdapat hal-hal yang tidak pernah ada pada awal gelombang pertama (beberapa diantaranya ada yang tidak pernah di mengerti) seperti 'Straight Edge' dengan logo 'X' ditangan, boneheads, Oi! (Skinhead/ Street Punk).


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO